Adab Bertakziah

0


Orang yang bertakziah hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Takziah hendaknya didasari dengan niat yang ikhlas karena Allah serta dengan maksud memperoleh rida dan rahmat-Nya.
  2. Berpakaian yang sopan dan menutup aurat.
  3. Bersikap serta bertingkah laku yang baik, yang mendatangkan manfaat khususnya bagi jenazah dan keluarganya.
  4. Berdoa agar jenazah diampuni segala dosanya dan dirahmati oleh Allah subhanahu wata'ala. Cara mendoakan jenazah dengan baik adalah dengan cara menyalatkannya.
  5. Jika dipandang perlu hendaknya memberi nasihat kepada keluarga jenazah agar bersabar, bertawakal, memelihara serta meningkatkan takwanya kepada Allah subhanahu wata'ala. Keluarga jenazah hendaknya menyadari bahwa setiap manusia pada hakikatnya adalah milik Allah dan suatu saat pasti kembali kepadanya (meninggal dunia). Allah berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘inna lillahi wa inna ilaihi rajiun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-Baqarah: 156 – 157)
  6. Memberikan bantuan uang atau lainnya yang diperlukan oleh keluarga jenazah. Terutama kalau keluarga jenazah termasuk fakir miskin, tentu mereka memerlukan bantuan dana untuk biaya pengurusan jenazah, bahkan mungkin untuk makan mereka. Kaum kerabat, tetangga dan sahabat karib dari keluarga jenazah hendaknya bergotong-royong untuk memberikan bantuan berupa makanan kepada mereka, karena mereka dalam kesusahan dan kekalutan, sehingga tidak terpikir untuk memasak makanan. Dalam sebuah hadits Nabi shallahu 'alaihi wasallam disebutkan:“Dari Abdullah bin Ja’far katanya, ‘tatkala datang kabar meninggalnya Ja’far karena terbunuh, Rasulullah bersabda: ‘Buatlah olehmu makanan untuk keluarga Ja’far karena mereka sedang menderita kesusahan (kekalutan).” (H.R. Lima orang alhli hadits kecuali AN-Nasa’i)
  7. Mengingatkan keluarga jenazah (jika dianggap perlu) agar segera melunasi utang jenazah bila ia berutang, baik dibayar dari harta peninggalannya maupun dari pertolongan keluarga-keluarganya. Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: ‘Diri orang mukmin itu tergantung (tak sampai ke akhirat Allah), karena utangnya, hingga dibayarklan dulu utangnya itu (oleh keluarganya)(H.R. Ahmad dan Tirmizi)

sumber: https://an-nur.ac.id/adab-bertakziah

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)
wa
wa